Created by Ditdit Nugeraha Utama
@Göttingen, Germany
Bismillah...
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dengan sia-sia...“ (QS. Shad [38]: 27)
Ya, tidak ada yang sia-sia. Tidak
pula ada yang tidak setimbang. Itulah ciptaan dari Zat yang Maha berkreasi,
ALLAH Azza wa Jalla. Nilai manfaat itu melekat pada sunnatullah, sunnah milik
ALLAH, aturan dan hukum serta rumusan penggerak alam dan jagat raya beserta
isinya semua ini. Bahkan melekatnya nilai manfaat pada sunnatullah, adalah
sunnatullah itu sendiri.
Tidak ada kesia-siaan atas
mengalirnya air dari dataran yang lebih tinggi ke dataran yang lebih rendah. Tidak
ada kesia-siaan atas burung yang berkicau dan memakan buah-buahan. Tidak ada
kesia-siaan atas kumbang yang menghisap sari pati bunga. Tidak ada kesia-siaan atas
besi yang dapat memuai ketika dipanaskan. Tidak ada kesia-siaan atas perputaran
bumi pada porosnya. Tidak ada kesia-siaan atas segala sesuatu yang terjatuh dan
melekat di permukaan bumi karena adanya gaya grafitasi. Bahkan, tidak ada
kesia-siaan – sekecil apa pun – atas matinya kita – manusia – pada waktunya
nanti. Semua – dapat dipastikan dengan sangat – ada nilai manfaatnya.
Nilai manfaat benar-benar
secara nyata melekat pada sunnahNYA. Setiap hukum, aturan dan rumusan pembentuk
alam ini, semua mengandung nilai manfaat. Bahkan, tanpa kita melakukan apa pun,
nilai manfaat itu telah ada dan tersaji, dari semenjak tata surya dan jagat
raya ini dicipta. Lantas apa tugas manusia?
Disinilah alam pikir kita
harus menerawang dan membumbung tinggi. Tugas manusia bukan hanya mampu memanfaatkan
nilai manfaat yang melekat pada sunnatullah itu saja. Namun, manusia – dengan akal
dan budi serta dayanya – harus mampu menambah nilai manfaat tersebut, atau di
dalam bahasa yang lebih elit dapat kita sebut dengan added value of benefit.
Added value of benefit – yang merupakan nilai tambah atas manfaat yang telah tersaji – ini yang
harus kita coba hubungkan dengan peran apa, pada waktu kapan, dan dimana kita
berada. Semua effort, etos kerja, serta
kemampuan yang kita miliki, harus mampu memberikan dan dapat meningkatkan manfaat
dengan sebesar-besarnya. Kita harus tersadarkan dengan sangat yakin, bahwa
keberadaan kita pada suatu waktu dan tempat, harus dapat kita cermati sebagai
sebuah peran kita yang berbeda atas waktu dan tempat lainnya. Karena, untuk meningkatkan
nilai tambah manfaat yang telah tersaji, tidak dapat hanya kita pandang sebagai
‘daripada tidak melakukan‘. Karena sejatinya, hari ini haruslah kita optimalkan
agar menjadi lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok haruslah kita usahakan
agar lebih baik dari hari ini. Jangan sampai, apa yang kita lakukan selalu
dimulai dari ‘nol‘ dan ‘daripada tidak‘, padahal – mungkin – kita telah memulai
itu di waktu dan tempat lain.... [dnu]
Alhamdulillah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar