Sabtu, 11 Oktober 2008

Renunganku... Tentang 'Sistem'

Created by Ditdit Nugeraha Utama
Reviewed by it'sallaboutmindset management
Cited from http://ditditutama.blogspot.com/2008/10/renunganku-tentang-sistem.html 

Bissmillah...
Kepalaku seperti mau pecah, dada sempitku terasa semakin sempit, sesak tak karuan, degub jantung dan denyut nadiku kencang tak berirama... Aku terhenyak... Ketika seharusnya kita merayakan sebuah kemenangan besar, ketika seharusnya kita bersuka cita menyambut hari Akbar ini, atau ada beberapa orang yang mungkin bersedih, karena berpisah dengan hari-hari penuh ampunan, barokah dan nilai hakiki, Ramadhan, di televisi terkabarkan bahwa ada puluhan orang meninggal dunia dikarenakan 'menenggak minuman keras oplosan'... Katanya, hal seperti itu konon dilakukan, untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri... Naudzubillah min dzalik... Aku berlindung dari hal seperti itu ya ALLAH...

Tidak... Tidak mungkin mereka tidak tahu, bahwa minuman keras dan sejenisnya sangat diharamkan di dalam Islam, namun mengapa mereka tetap menenggaknya?... Subhanallah... Aku menjadi teringat sebuah statemen, bahwa kejahatan itu ada karena dua faktor; niat dan kesempatan. Aku sangat yakin, seminimal apa pun pengetahuan kita terhadap agama, kita tahu kok bahwa 'Minum Khamar' itu adalah perbuatan dosa, tapi mengapa kita masih melakukannya juga?, kita tahu kok bahwa mencuri itu 'perbuatan buruk', namun mengapa itu tetap dijalankan juga?, bahkan lebih hebat... Seperti korupsi misalnya...

Ternyata niat baik saja tidaklah cukup, karena jika kesempatan itu setiap saat datang, setiap hari menghujami hati kita, terus-menerus menggedor-gedor keimanan kita, merobek-robek kain niatan baik kita, aku sangat yakin, niat baik dan keimanan itu lama-kelamaan akan koyak juga... Makanya yang dilakukan Rasul waktu dulu, ketika masyarakat Mekah telah keluar dari ajaran-ajaran luruh, Rasul melakukan hijrah untuk menghindari itu semua, bukan karena keimanan dan niat Rasul atau para sahabatnya itu tidak kuat, namun kekhawatiran akan koyaknya iman dan niat baik oleh lingkungan sekitar (atau dalam hal ini kesempatan) dapat terjadi... Jika itu terjadi, tentunya, tidak akan ada kejayaan Islam, tidak akan ada kehidupan islam hakiki, atau nilai-nilai yang penuh cahaya seperti sekarang ini... Mungkin juga perjuangan Islam pada waktu itu akan gagal total... Ternyata Iman saja tidaklah cukup, makanya Rasul waktu itu berhijrah lalu kemudian berjihad...

Jadi bisa jadi, dan aku yakin, bahwa mereka yang melakukan 'minum khamar' atau melakukan hal-hal negatif lainnya adalah tahu bahwa itu salah, dan berniat ingin berhenti atau menghindarinya, namun karena lingkungan itu selalu dapat menciptakan kesempatan buruk, maka mereka sangat sulit (kalau tidak ingin dikatakan mustahil) untuk menghindarinya...

Alhamdulillah, aku memiliki kesempatan belajar mengenai 'Sistem'... Secara teori, Sistem adalah Semua bagian-bagian yang bekerja sama secara harmonis untuk mencapai sebuah tujuan. 'Satu bagian' saja tidaklah cukup, harus 'semua bagian-bagian', Seluruhnya, atau Kaffah dalam bahasa Islamnya. 'Bekerja' saja tidaklah cukup, namun harus 'bekerja sama'. 'Bekerja sama' saja tidaklah cukup, tanpa 'harmonisasi'.

Jadi aku beranggapan, bahwa apa yang dilakukan oleh para guru-guru ngaji dalam mendidik, ustadz-ustadz dalam mengajar, kiayi-kiayi dalam bertausiah dan berdakwah, serta para pejuang Islam yang bekerja untuk islam, adalah hal-hal yang sangat benar dan harus terus dilakukan secara kontinyu, namun... Apa yang mereka lakukan, hanyalah sebagian elemen dari keseluruhan sistem yang ada di negara ini, selain umat itu sendiri, hukum, peraturan, aparatur, peniagaan, perbankan, dan lain sebagainya. Jadi, jika bagian sistem lain, tatanan kemasyarakatan bangsa ini, peraturan dan hukum masih tebang pilih dan tidak ada misi dan visi yang jelas (kalau menurut ilmu sistem itu berarti tidak bekerja sama secara harmonis... Jika bagian-bagian tadi bekerja sama, bukan hanya bekerja, namun tidak harmonis, tujuan pun akan mustahil atau sulit tercapai) dan keadaannya masih seperti sekarang, aku sangat khawatir, perjuangan itu akan terhenti... Aku tidak mengatakan sia-sia, karena amalan para pejuang islam, dimana pun dia berada akan dijamin tercatatat sebagai amalan baik di sisi ALLAH, namun sekali-kali, tidak ada jaminan bahwa perjuangan itu akan berhasil...

Seharunya... 'Bekerja' untuk ALLAH dan Islam tetap harus kita jaga, namun 'Bekerja Sama' (seperti dalam teori sistem tadi, 'bekerjasama secara harmonis') dalam sebuah sistem bervisi dan misi yang sama, tanpa ada dikotomi, untuk ALLAH dan Islam, seharusnya pun mulai untuk dilakukan... Seharusnya umat Islam bersatu padu, tidak terpecah belah, dalam memperjuangkan sebuah 'Sistem' yang islami, yang bersyariatkan Islam (sebagai visi dan misi satu arah), sehingga Syariat Islam, tidak hanya hadir dalam pribadi setiap muslim saja (karena terbukti itu tidaklah cukup untuk menghalau semua gedoran dan tusukan negatif dari luar kita), namun juga hadir, mengawal dan mengilhami lingkungan dan sistem di sekitar kita...

Maka dari itu, aku sekarang yakin bahwa shalat saja, saum saja, mengaji saja, tidaklah mencukupi untuk berjuang di jalan ALLAH, namun aku harus memulai memperhatikan lingkunganku dengan amalan-amalan yang berbasis sosial, seperti bershodaqoh, mengajarkan ilmu yang baik dan bermanfaat, mendidik dan membimbing mahasiswa, saling menasehati untuk kebaikan serta saling mengingatkan untuk bersabar, harus semakin ditingkatkan... Bukankah Rasul pernah bersabda, bahwa "Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali dari tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendo'akannya". Dan aku pun tersadarkan, bukankah shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendo'akannya, itu adalah amalan-amalan yang berbasis sosial??!!... Semoga, 'Sistem Syariat Islam' yang hakiki di negara tercinta ini akan cepat terwujud... Amin. Alhamdulillah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar