Selasa, 02 Desember 2008

Renunganku... Tentang "Kampus Mereka" (Mereka?)

Created by Ditdit Nugeraha Utama
Reviewed by it'sallaboutmindset management
Cited from http://ditditutama.blogspot.com/2008/12/renunganku-tentang-kampus-mereka-mereka.html 

Bissmillah…Intro: Ini bukan cerita mengenai kampusku, bukan pula cerita mengenai kampusmu, namun merupakan sebuah cerita mengenai kampus mereka (mereka?).

Hatiku bersedih, namun aku harus tetap tegar menghadapi tantangan ini. Air mataku berlinang, namun harus terus kuseka, sehingga tidak menghalangi pandanganku di dalam melihat putihnya perjuangan ini. Tubuhku bergetar, bukan… bukan karena penyakit parkinson, namun karena aku membayangkan keadaan sebuah kampus yang carut-marut. Sungguh luar biasa. Bukan kampusku, bukan pula kampusmu, tetapi ini semua tentang kampus mereka, yang ada di negeri tercinta ini, Indonesia.

Aku pikir kampus adalah tempatnya para kaum intelektual, kaum yang memiliki wawasan positif dan berhati mulia. Aku pikir kampus adalah tempat untuk dijadikan contoh sebuah beradaban Islam yang agung. Aku bahkan sempat membayangkan, kampus adalah manifestasi, bahwa islam bukanlah sebuah aktivitas ibadah ritual semata, namun merupakan sebuah tatanan peradaban dan berkehidupan umat pilihan ALLAH SWT. Namun, pandanganku akan kampus adalah salah. Pandanganku akan institusi pendidikan sebagai pencetak generasi penerus dan pemimpin bangsa di masa yang akan datang ini, 100% salah adanya.

Aku melihat kampus tempat yang asri di pagi hari, karena para staff cleaning service-nya bahu-membahu membersihkan setiap jengkal pekarangan kampus dari sampah dan kotoran tangan-tangan jahil yang membuatnya. Aku melihat kampus adalah sebuah bangunan mentereng dengan infrastruktur dan gedung yang menyamankan mata dan penglihatan. Aku pun melihat para mahasiswanya, para mahasiswinya, berdandan necis, bergaya masa kini, terlihat tampan dan cantik mempesona.

Namun keadaan itu seratus delapan puluh derajat berbalik haluan. Jalan-jalan dan taman-taman yang indah dan bersih di pagi hari, berubah menjadi semrawut dan kumuh di siang dan sore hari, karena sampah yang berserakan dimana-mana, padahal tong sampah terlihat masih kosong melompong. Padahal pula, sebuah pribahasa mengatakan, an-nazhaafatu minal iimaan, kebersihan adalah sebagian dari iman. Bahkan di dalam Al-Qur’an telah tersuratkan dengan jelas “Sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS. Al-Baqarah [2]: 222). Begitu juga di dalam sebuah hadis, Rasulullah yang mulia telah menyatakan jauh-jauh hari, bahwa, ”Sesungguhnya ALLAH Ta’ala adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi” (HR. Tirmidzi).

Mahasiswa dan mahasiswi (termasuk dosennya juga) yang nampak tampan dan cantik, pun, ternyata menyiratkan keraguan akan masa depan bangsa ini, menyiratkan kekhawatiran yang sangat luar biasa akan kelanggengan bangsa ini. Mereka, walaupun tidak semuanya…, banyak yang menghisap batang “laknat” (baca: rokok) tanpa rasa berdosa dimana-mana, bahkan di lingkungan kampus yang di sampingnya tertulis larangan merokok (lihat NB dalil tentang rokok di bawah). Mereka lupa, atau tidak tahu (atau bahkan pura-pura tidak tahu), bahwa rokok bukan semata gaya hidup, rokok bukan semata life style, lebih dari itu, rokok adalah ancaman kesehatan, rokok adalah ancaman disintegrasi moral, rokok pun adalah ancaman pembunuhan karakter muslim, ancaman politik, ancaman ideologi, bahkan lebih ekstrim lagi, rokok merupakan sebuah ancaman kehidupan dan berkehidupan berbangsa, bernegara dan beragama.

Mungkin pula karena asap dan racun rokok (selain racun dogma sekuler) ini yang telah meraksuk pembuluh nadi dan otak para mahasiswa, mereka pun lagi-lagi berulah, mereka melegalkan aktivitas yang bernama “menyontek”, mereka telah membudidayakan budaya yang bernama “menyontek”, dengan alasan yang sangat kerdil, yaitu karena alasan nilai kelulusan untuk setiap matakuliah yang mereka ambil (lihat NB dalil tentang menyontek di bawah). Padahal tujuan kuliah bukanlah sekedar nilai, kelulusan atau pun dapat mencari kerja dengan mudah, namun harus lebih dari itu. Seharusnya kita kuliah dalam rangka beribadah, implementasi rasa syukur kepada ALLAH dan tentu mencari keridoan-NYA sebagai tujuan dari segala tujuan kehidupan fana nan sekejap ini. Padalah pula, tidak akan pernah ada sebuah keberhasilan yang dilakukan dari hasil sebuah kecurangan, apalagi kecurangan tersebut sudah menjadi budaya. Yang ada hanyalah sebuah Multi Level Dosa, dosa yang terus melekat sepanjang hayat, karena “menyontek” merupakan sebuah “korupsi persepsi” akan sebuah barometer keberhasilan dari seorang guru atau dosen yang memberikan grade kelulusan sebagai sebuah result dari proses belajar mengajar di sebuah institusi pendidikan. Mungkin dan bisa jadi, praktek “menyontek” merupakan darah dan daging yang haram, yang menjadikan budaya “korupsi” negeri ini semakin merajalela.

Di sisi lain pun sama, di balik gedung kampus yang megah dan mentereng, aroma praktek kolusi, korupsi, kecurangan dan menghalalkan berbagai macam cara, baik yang dilakukan oleh para dosen, mahasiswa/i dan karyawanya, tercium sangat santer oleh hidung ini. Manipulasi angka, praktek ABS (Asal Bapak Senang) dan implementasi loyalitas yang salah, merupakan sebuah ciri yang khas dari sebuah praktek pendidikan di sebuah kampus negeri ini.

Bagaimana bangsa ini bisa keluar dari permasalahan besar, bagaimana bangsa ini bisa menata tatanan kehidupan yang islami, sedangkan sistem kecil saja, yang seharusnya menjadi tolok ukur keberhasilan pun keruh dan tidak indah. Bahkan seperti menantang ALLAH untuk memuntahkan amarahNYA saja. Naudzubillah min dzalik

Apakah ini adalah gambaran kampusku? ataukah ini merupakan gambaran kampusmu? Bukan (harapanku)… Ini bukan cerita mengenai kampusku, bukan pula cerita mengenai gambaran kampusmu, ini merupakan cerita, sebuah renungan, mengenai gambaran kampus mereka (mereka?).

Alhamdulillah…
NB:
Dalil tentang rokok
Dan Janganlah kalian menjerumuskan diri kalian dengan tangan kalian sendiri ke dalam jurang kerusakan “ (QS. Al Baqarah [2]: 195)

Dan Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri ..” (QS. An Nisa [4]: 29)
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS. Al Isra [17]: 27)
Di antara baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat” (HR. Imam At Tirmidzi)
Barangsiapa yang memudharatkan (merusak) seorang muslim yang lain, maka Allah akan memudharatkannya, barang siapa yang menyulitkan orang lain maka Allah akan menyulitkan orang itu” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi)
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia telah menjadi bagian kaum itu” (HR. Abu Daud, Ahmad, dan Ibnu Hibban)

Dalil tentang menyontek
"Barang siapa yang memberi pertolongan dengan pertolongan yang baik, niscaya dia akan memperoleh bagian darinya, dan barang siapa yang memberi pertolongan dengan pertolongan yang buruk, maka dia akan memikul bagian darinya, ALLAH maha kuasa atas segala sesuatu" (QS. An-Nisa [4]: 85)

Biasakanlah berkata benar, karena benar itu menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun ke syurga. Hendaknya seseorang itu selalu berkata benar dan berusaha agar selalu tetap benar, sehingga dicatat di sisi ALLAH sebagai orang yang shiddiq (amat benar). Dan berhati-hatilah dari dusta, karena dusta akan menuntun kita berbuat curang, dan kecurangan itu menuntun ke neraka. Seseorang yang selalu berlaku curang akan dicatat di sisi ALLAH sebagai pendusta" (HR Bukhari Muslim)

"Dusta adalah dosa besar ketiga setelah kesyirikan dan durhaka kepada kedua orang tua" (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidaklah masuk surga darah yang mengalir dan daging yang tumbuh dari sesuatu yang tidak halal“ (HR.Bukhari – Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar